My 5 Unusual Things

Weekend tiba, saatnya saya bersenang-senang ngerjain pe-er2 yang menumpuk. Ada 2 pe-er sebernernya yang kudu wajib saya kerjain. Tapi berhubung saya lagi lelah (efek sok sibuk jadi belaguuuu... hehehe) jadi, minggu ini cukup ngerjain 1 pe-er aja dolo. Huhuhu... ja'atnya yang kasih pe-er kali ini, bikin saya yang udah kerja dari hari senen ampe sabtu teteeepp mesti ngerjain pe er di hari libur. Tapi ya demi menjadi murid yang baik dan manis (hayaahh..) saya nyoba ngerjain pe-ernya nih...
  1. Mudah sekali laper, entah kenapa jarak 2 jam sekali pasti berasa laper. Walo abis makan berat sekalipun! (Makan berat disini bukan berati saya makan besi ato baja berkilo-kilo yaks ;P ) Emang sih kalo makan berat saya gak bisa langsung banyak, hmm.. tapi apakah itu penyebabnya sehingga saya jadi mudah lapar lagi? Entahlah... yang jelas saya itu mudah sekali laper... :">
  2. Mudah tertidur dalam perjalanan kemanapun. Hayaah ini unusual things ato bad habit yaks? hehehe... Pokoknya kalo udah di angkutan umum, jarak beberapa km pertama pasti saya akan tertidur, sebelumnya diawali dengan gejala nguap2 dan mata sepet2 terlebih dahulu, dilanjutkan dengan pandangan mata yang mulai agak buram dan mata yang makin terasa berat untuk dibuka seperti ada seekor sapi jantan yang sedang nyungsep di pelupuk mata sang sapi betina (saya donk!!! hahahahaa...) dan akhirnya sayapun mengibarkan bendera putih menyerah pada kantuk! zzz...zz...zz....
  3. Gak bisa minum susu pagi2. Udahannya pasti sakit peruuuuttt :(
  4. Selalu pasang pose muka miring kalo difoto. Sebenernya sih bukan saya sendiri yang pertama nyadarin akan hal ini, tapi mereka orang2 terdekat saya yang sering foto2 ama saya dan tentunya orang2 yang berebutan minta foto saya (hayahh.. maap sodara2 buat yang satu ini kebohongan saya belaka, mana pernah ada kejadian pada berebutan foto saya... kekekeke). Awalnya mereka bilang "Na, kenapa sih lo kalo difoto kepalanya miring terus." saya mikir, Hee?? masa sih?? gak ngeh juga awalnya, tapi setelah saya lakukan penelitian dan penganalisaan yang cukup mendalam pada diri sendiri, ternyata bener juga kata temen2 saya itu... pada saat si tukang photo itu berteriak 1..2.. saya pasti masih dengan pose kepala lurus ke depan, tapi entah kenapa pada hitungan ke 3... Ya..! dengan sekejap langsung deh kepala saya miring mendadak, entah ke kanan ato ke kiri, tergantung gaya gravitasi mana yang lebih kuat pada sesi pemotretan itu hihihihi...dan intinya ya hasilnya miring!
  5. Sanggup makan ice cream di tengah malam sekalipun. Walo baru nyampe rumah abis pulang kerja itu jam 12 malem, tapi kalo' lagi kepengen mendinginkan hati lewat ice cream ya saya akan tetep buka kulkas dan menikmati ice cream... masalah sakit ato gak itu sih belakangan yang penting ssllluuurrrppp... ah! ;P

Hhhfff... Selesaaaiii!!!! Asiiikkk sekarang boleh maen keluaaarrr (gaya anak SD kalo udah selese ngerjain Pe-er) hehehe...

Selamat buat adi yang gak bisa maen keluar dulu karena mesti ngerjain pe-er dari saya. Hahahahaha.. *ketawa puas*

Hmm, oiya tambahan hasil bermalam minggu bersama keyboard, monitor dan CPU di kantor nih, iseng-iseng cari tau nama Japanese saya, eh nemu... lucu juga hihihi ;)
Your Japanese Name Is...
Yachi Minase
What's" your Japanese Name?
ok deyh, hepi wiken epribadi... ^___^

posted by .n.a.n.a. @ Saturday, July 29, 2006, ,




Aku, kau dan malam (sebuah kolaborasi)

Kau menegurku lembut malam minggu kemarin, sama seperti malam-malam sebelumnya. Tapi entah mengapa, aku cukup heran dengan teguranmu kemarin malam. Kau bertanya seolah-olah kau tak mengenaliku. "Apakah kau pencari malam itu?" tanyamu. Belum sempat aku menjawab kau pun bertanya lagi "Atau hanya bayang beku, sebuah siluet di malam ini??" Ah.. pakai pura-pura bertanya kau ini, pikirku dalam hati. "Iya akulah pencari malam, nikmati sajalah... " jawabku enteng bermaksud agar kau tidak bertanya-tanya yang tidak jelas lagi.
Di taman belakang rumahmu, malam itu aku sengaja datang untuk bertemu denganmu, sebelum akhirnya kita sama-sama berbincang dengan malam. "Kamu tidak bermalam minggu??" tanyaku kala itu. "Ini lagi bermalam mingguan dengan si malam" jawabmu singkat sambil menatap malam. "Sepertinya bukan malam minggu saja kau suka berdua dengannya." kataku dengan nada cemburu sambil melirik malam. "Kau kan juga suka bermalam senin, selasa, rabu, kamis, jumat hingga sabtu dengan malam." lanjutku sambil sibuk mengingat-ingat nama hari. "Hihihii.. iya" katamu menyengir, memamerkan sederetan gigi-gigi putihmu. Rapih. "Tapi, mungkin malam lebih berkesan kalo aku tinggal kalian berdua ngobrol." katamu tiba-tiba. "Mungkin... Biar aku dan malam bisa lebih akrab dan hangat." prediksiku asal. Kaupun lalu berdiri dari tempat dudukmu. "Tapi aku dan malam tidak hangat karena secangkir expresso loh.." sindirku nakal. Hahaha.. hai kamu sadar tidak sih? kalimat barusan itu memang sengaja aku lontarkan untuk menyindirmu yang kemarin dengan enaknya berhangat-hangat ria dengan secangkir kopi expresso, sementara aku hampir mati kedinginan ditempatku. Huh, sebal!
"Akan kutinggal malam sejenak saja, dan aku biarkan kalian bicara. Aku akan menanti di beranda dan tidak hangat karena secangkir expresso." lanjutmu lagi. "Ah jangan... Aku jangan kau tinggal. Kan kita bisa sama2 bercengkrama bertiga dengan malam, pasti seru. Setuju tidak?" kataku buru-buru sambil melihat pada malam bermaksud agar malam menyetujui usulku juga.
"Tidak, biar kutinggal sebentar saja, aku melihat dari beranda. nanti jika sudah selesai baru kita bertiga berbicara tentang masa dan jarum jam yang mengutuknya lalu kita mulai menangis dalam sujud kita." jelasmu panjang lebar.
"Kamu yakin tak apa?"
"Yakin"
"Oke, aku rasa aku setuju.. Aku juga sebenarnya ingin bercerita dengan malam. Suatu rahasia."
"Ya katakan padanya tentang rahasia... jika kelak aku harus tau, tulislah dalam sebuah memo, selipkan di antara sajadahku dan kurepetisi doa untukmu dalam sujudku."
"Pasti.. Kalau dada ini sudah tak sanggup lagi menahan rahasia ini, dan malam tak mampu lagi menyembunyikan buncahan rahasia ceritaku. Aku pasti akan bercerita lewat memo itu. Buat kamu, hanya untuk kamu. Biar kita bertiga saja yang tau. Dan kamu menemani malam mengetahui rahasiaku."
"Ya ... suatu saat nanti. Aku malam dan dirimu."
"Ya sudah sana.. Kenapa masih berdiri disitu." usirku pelan
"iya aku masuk."
Kaupun melangkah menuju ke dalam rumah meninggalkanku berdua dengan malam. Aku menatapi punggungmu yang menjauh. Ada sebuah perasaan aneh menggelayut di dada. Entah apa. "Kamu jangan mengintip!" ujarku. Mendengar kata-kataku kaupun berhenti melangkah dan menoleh kearahku sambil tersenyum "iya tidaklah."
"Tapi jangan jauh juga. Aku benci perasaan jauh." kataku memohon. Iya, aku memang benci sekali perasaan jauh, benci terhadap rasa kesepian. Ya mungkin karena hampir setiap hari kita bersama dan aku merasa dekat, jadi aku khawatir apabila tiba-tiba semua menjauh.
"Tidak. Kecuali mati." katamu berusaha menenangkan. Ah jawaban yang singkat tapi jelas. "Iya aku paham." kataku sambil tersenyum.
++++++++
Udara terasa semakin dingin. Kulihat kau keluar dari beranda dan menghampiriku yang sedang duduk terdiam. Aku memang tidak lagi berbicara dengan malam. "Aku sudah selesai. Untuk malam ini cukup. Tapi aku masih ingin bertemunya esok lagi." kataku berusah menjelaskan mengapa aku tidak lagi mengoceh dengan malam. Aku benar-benar sudah bercerita panjang lebar tentang rahasiaku kepada malam barusan. Sungguh berjuta kata disertai derasnya air mata tertumpah dalam percakapanku tadi. Malam mendengarkan dengan baik sambil tersenyum. Senyumnya amat terasa lembut membelai punggungku. Aku tau, malam berusaha menenangkan perasaanku sepanjang menit kita bersama. Ah, semoga kau tadi tidak mengintipku dan malam dari beranda batinku dalam hati. "Oke aku tunggu. Sudah ya hati-hati dijalan. Ada dua malaikat ikut menjagamu." katamu menyuruhku pulang. "Loh kamu tak mau duduk disini dulu?" tanyaku sambil menepuk-nepuk permadani rumput yang sudah sejak tadi melekat erat ditubuhku. Enak saja langsung mengusirku, Aku kan masih ingin bersama kau dan malam, kataku dalam hati. "Hihihi mau..." ujarmu malu-malu sambil menggaruk-garukkan kepala. "Ada sajadahmu terbentang tak jauh dari sajadahku." kataku sambil menunjuk ke arah kain bergambarkan masjid kecil yang terhampar tak jauh dari tempatku. "Oke aku duduk" katamu sambil melepas sendal, lalu melipat kaki, berusaha duduk dengan nyaman. Aku, kau dan malam lalu benar-benar duduk bedekatan di atas sajadah masing-masing. Ditemani dinginnya semilir angin tenggara dan suara jangkrik yang bersahut-sahutan dari balik ilalang. Ah, nyaman sekali rasanya. Aku suka sekali suasana seperti ini. Udara yang dingin tapi terasa hangat di dalam dada. Entah pelukan siapa yang mencengkeram hangat di dalam dadaku. Kau atau malam?
"Apa isi pembicaraan kalian tadi? Ceritakan kepadaku dong." katamu memecah keheningan. "Ih kamu. Itukan ceritaku dengan malam. Itu rahasiaku." elakku manja. Mendengar jawabku kaupun segera meralat "O iya aku kalap. Maaf ya..."
"Itu rahasiaku. Ya 'kan malam?" kataku sambil mengedip-ngedipkan mata bulatku ke arah malam. Malam hanya tersenyum simpul melihat ulahku. "Kamu tunggu saja waktunya nanti. Saat aku dan malam yang akan membisikkan rahasiaku langsung padamu." jelasku lagi.
"Hehehe... iya aku tunggu sampai senja berbilang di umurku."
"Tunggu saja.. Jangan takut, senja itu hangat dan indah. Jadi kamu tidak akan kesepian sambil menungguku bercerita."
"Jangan lupa ya... hihiihi..." pintamu sambil tersipu.
"Iya aku akan mencatat dibuku agendaku. Bersebelahan dengan catatan nilai hafalan surat pendekku. Maksudnya, biar setiap hari aku bisa melihatnya." jawabku meyakini.
"Iyah hihihi..." katamu lagi berusaha menutupi pipi yang memerah.
"Eh.. Kamu dari tadi belum menyapa malam. Sapa dulu dong! Kamu ini malah memandangku terus sejak tadi. Huuuu.." protesku sambil melempar kerikil kecil kearahmu. "Adaaaww." jeritmu pura-pura kesakitan. Aku menyeringai lebar melihat dirimu yang sedang berakting kesakitan seperti baru saja kulempar benda seukuran batu kali. Huh dasar hiperbola pikirku dalam hati. "Hahaha ini aku sedang menyapa lewat senyum." bantahmu sambil mengerlingkan senyum ke arah malam.
"Ah aku liat! Aku liat senyummu barusan." kataku cepat-cepat. "Ah kamu curang. Curaaaang. Senyummu untuk malam lebih manis. Senyum untukku tadi tidak semanis yang barusan kau berikan kepada malam. Senyum untuk malam lebih manis. Kenapa?" protesku dengan nada sebal seraya memanglingkan wajahku ke arah lain.
"Apanya yang kenapa?" tanyamu buru-buru
"Kenapa lebih manis?" tanyaku merengek bak anak kecil.
"Begitu juga saat malam melihat senyumku kepadamu, dia juga akan berkata senyumku untukmu lebih manis." katamu merajuk.
"Hmm.. Begitu ya? hihihi..." Aku menyengir malu. Kenapa aku terkesan cemburu terhadap malam begini ya. "Iya aku tau. Pasti kamu berusaha untuk tersenyum dengan manis, tidak untuk malam saja, tapi untukku juga." lanjutku lagi.
"Iya karena hanya itu yang kupunya."
"Ah tak apa... Menyenangkan koq mendapat senyummu!" kataku sambil tersenyum kepadamu. "Hmm... Kamu sudah makan tadi?" tanyaku lagi.
"Sudah tadi siang, makan ayam panggang. Kamu?"
"Aku makan 3 kali sehari. Ini lihat pipiku.. Tidak tirus hehehe..." kataku sambil menggelembungkan pipi tembemku.
"Hahaha... olahraga sana sama malam, biar langsing." katamu sambil tertawa terbahak-bahak melihat ulahku.
"Ah tadi kan sudah. Besok saja lagi. Aku olahraga deh besok-besok. Jangan kaget kalo aku langsing yaa.." kataku mengejek.
"Hehehe... asiiiiik."
"Hehehe.. Bo'ong dink Aku pasti lamaaaaa langsingnya." kataku meralat. Aku sangat tau kebiasanku, suka makan dan mengemil. Dari hobiku ini tentu susah sekali membuat tubuh yang semakin membulat ini untuk cepat langsing.
"Kalau langsing nanti aku ajak ke Palestina. Jadi tenaga medis disana. Lari-larian antara Sabra dan Shatilla." katamu berjanji. Sungguh menawarkan sebuah kenikmatan tak berperi.
"Haaaa? Serius?" kataku mendelik setengah tak percaya.
"Iya."
Aku sontak berdiri. "Ah aku mauuuuu.... Aku semangat melangsingkan diri kalo begitu." kataku sambil berjungkrak-jingkrak seperti khayalanku yang langsung menari-nari berloncatan dikepalaku. Wahh.. betapa hadiah yang sangat indah apabila aku berhasil melangsingkan tubuh yang mulai menambun ini. Bayangkan saja, aku akan ke Palestina!! Berjuang bersama saudara-saudaraku disana!! Ah betapa ingin..
"Iya tapi langsingkan dulu ya, nanti kita baru kesana hehehe..."katamu membuyarkan khayalanku. Ugghh... untuk sebuah hadiah memang butuh perjuangan dan pengorbanan. Dan itu cukup berat menurutku.
"Hmm.. Okeh.." kataku mengiyakan perjanjian kecil antara kau dan aku. Aku kembali duduk lalu menengadahkan kedua tanganku, memanjatkan doa seperti anak kecil "Semoga menjadi langsing itu cepat ya ALLAH.."
"AMIN YA RABBAL ALAMIN" katamu keras-keras. Aku menyengir. Malu. Do'aku seperti anak kecil pasti pikirmu.
"Ehm... malam koq dari tadi diem aja ya?" tanyaku sambil menengok kearah malam.
"Dia lagi masak kata-kata untuk kita." jawabmu berusaha menjelaskan. Malam hanya tersenyum, dia hanya mengangguk-angguk tanda setuju.
"Lama tidak kira-kira?" tanyaku penasaran.
"Hmm ndak tau ya, dia datang secepat kamu pinta."
"Emangnya kata-kata yang dimasaknya banyak?"
"Sedikit tapi cukup."
"Ah aku suka. Pasti malam yang sangat sederhana."
"Iya sangat."
"Aku suka yang sederhana."
"iya sama kita... hihihihi." uajarmu sambil tertawa lirih.
"Seperti malam ini, antara aku, kamu dan malam yang sederhana." kataku sambil tersenyum. Tersenyum manis menatapmu dan malam.
"Hmmm... Kamu tidak capek?" tanyaku mencari tau.
"Tidak!" katamu tegas. "Belum lagi habis tangis di Palestina, derita papa di Irak dan bumi yang terbelah di Indonesia. Saat ini aku cuma bisa beri kontribusi kecil, jadi tidak apa-apa kalau aku capek sedikit. Makanya aku sangat perlu pendamping perjuangan." Ah kalimat terakhirmu itu. Aku tau, itulah yang sangat kau harapkan. Seperti cerita-ceritamu di malam-malam kemarin yang mengatakan betapa hidupmu akan terasa ringan apabila ada seseorang yang menemanimu saat kau sedang gigih berjuang, yang mampu mengingatkanmu saat kau alfa, yang mampu menjadi sandaran kepalamu saat kau letih, iya.. aku tau semua harapmu.
"Hmm.. Lagian 'kan aku dan malam bisa menemanimu saat kau ingin istirahat sebentar. Seperti saat ini." kataku berusaha mengobati rasa hausmu akan seorang pendamping perjuangan. Bersabar ya... sesungguhnya dalam kesabaran terhadap kelapangan jiwa yang sejati, doaku dalam hati.
"Iya, Seperti malam ini." gumammu pelan.
"Iya, kita sedang santai bertiga dengan malam. Kamu merasakan santai 'kan?" tanyaku meyakini. Kaupun segera menganggu-anggukkan kepala tanda setuju "Iya."
"Hmm... bagaimana kalau kamu yang sekarang bercerita."
"Tentang?"
"Bagaimana harimu tadi sebelum bertemu denganku dan malam?"
"Aku tadi jumpa dengan teman, cuma kasih file saja, dia sama pacarnya, cantik jelita."
"Secantik jingga tidak?"
"hahaha... lebih cantik jingga dengan kerudung putihnya."
"Atau secantik aku dan malam?" selidikku nakal.
"Cinta itu bukan karena kecantikan dan ketampanan, Bilal tidak tampan... tapi dia dicintai oleh yang Maha Indah." jawabmu. Mengingatkanku pada cerita tentang Bilal, pemuda yang tidak tampan lagi hitam namun amat dicintai Allah karena keistiqomahannya dalam Islam.
Aku tersenyum mendengar penjelasannya. Ah betapa piciknya pikiranku barusan.
"Aku ngantuk..." kataku sambil mengucek-ngucek mata bulatku.
"Hihihi... kamu tidur saja." katamu sambil tertawa kecil melihatku yang baru saja menguap.
"Kamu?"
"Aku masih nunggu jam 1 dulu."
"Menunggu apa?"
"Hanya ingin memastikan kalau kamu dan malam baik-baik saja." Apa yang perlu dipastikan pikirku dalam hati. Aku dan malam tentu akan baik-baik saja. Ah tapi aku sudah cukup lelah untuk berpikir lagi, atau setidaknya melarangmu untuk tidak tidur larut, karena aku ingin aku dan kau sama-sama terbangun untuk kembali bertemu dengan malam di sepertiga waktu terakhir nanti.
"Oke... Aku pulang dulu ya. Kamu berdua saja sama malam." Aku berdiri meninggalkan sajadah yang masih terhampar di permadani hijau beratapkan langit.
"Iya. Nanti aku ngobrol sama dia." katamu sambil menatap malam lembut.
"Jangan ngomongin aku loh." candaku lagi.
"Hahaha tidaklah. Kamu hati-hati pulangnya ya. *Barakallahu Fika."
"**Jazakallahu Khoiron Katsiro.. Barakallahu fika. Assalamu alaikum." kataku mengakhiri perjumpaan kau dan aku.
"Wa'alaikumsalam." jawabmu lembut. Akupun berdiri, melangkahkan kaki meninggalkan kau dan malam. Tapi tak lupa tersenyum untuk terakhir kalinya, hanya padamu dan malam.
++++++++
*Barakallahu Fika = Semoga Allah merahmatimu
**Jazakallahu = Semoga Allah membalas dengan kebaikan yang lebih banyak
*** buat seorang teman imajinasi yang menyandang nama "kau", terimakasih atas inspirasinya. Mari kita nikmati hasil kolaborasi indah ini... Oya, jangan lupa sampaikan salam hangatku pada istrimu, sang Malam. Aku rindu padanya... ^^

posted by .n.a.n.a. @ Monday, July 24, 2006, ,




GEMPA

masih dikantor...
dan tadi GEMPA!!!
baru saja, jam 6 malam waktu indonesia bagian Daan magot
huhuhu... mencemaskan sekali!
bener2 ingin menangis sayah..
dan sudah tak terbendung lagi saat menghadapNYa maghrib tadi...
Ya Allah, aku takut...
setelah beberapa kali hanya saya tau lewat membaca berita ato nonton tipi aja soal gempa2 ato tsunami, dan tadi gempa menimpa langsung..
sempet mikir, ini knapa monitor saya goyang2 sendiri ya??
trus knapa mainan orang2an yg saya taruh diatas monitor saya muter2 sendiri ya?
Astaghfirullah.. ini kan.. ini kan... GEMPA!!! Huaaa... :-S *ekspresi cemas*
Ya Rabb... mengapa kejadian ini terasa bertubi2??

sedang murkakah diri-Mu atas apa yang kami (manusia2) lakukan di bumi ini?
Sungguh, Aku hanya berlindung kepadaMu ya Allah...
kejadian tadi benar2 membuat hati ini meringis, menangis.
teringat akan video kehidupan pribadi... akan dosa dan dosa...
Rabb, aku tau sungguh tiada yang mampu menolak takdirmu.
Kumohon, bantu aku untuk tidak menunda amal ibadah, bantu aku untuk tidak menunda amal kebaikan, jangan buat aku menunda untuk bertobat kepadaMu, dan bantu aku untuk tidak menggunakan waktuku untuk berbuat maksiat...
Amieeenn.... amien, Ya Rabb...


ps:
Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Qs. 16:77)

posted by .n.a.n.a. @ Wednesday, July 19, 2006, ,




Kemarin itu...

bintang setia menemani bulan
sejak gersangnya tanah berdebu hingga dinginnya rasa vanilla, coklat dan strawberry...
ah,
aku senang...

ps : terimakasih atas kerlipan hangat senyummu... :)

posted by .n.a.n.a. @ Sunday, July 16, 2006, ,




Kala Bulan menyapa Bintang

Photobucket - Video and Image Hosting
Langit sudah milik sang surya pagi ini. Bukan waktuku lagi menyinari bumi. Aku pun segera kembali ke peraduanku. Menarik selimut dan segera kurebahkan badanku. Kupejamkan mata, berusaha untuk mengistirahatkan jiwa dan raga. Semenit... sepuluh menit.. kenapa sulit... sulit sekali. Mata ini terpejam, tapi tetap saja kerja otak ini tak kunjung berhenti. Terbayang-terbayang semua pembincanganku dengan bintang utara malam tadi. Ya, semalam saat aku memutuskan untuk berotasi kembali, kudapati dirinya sedang termenung sendiri, tak nampak sudut senyumnya tersungging manis seperti biasa. Memoriku lantas bekerja, berusaha mengingat-ingat kapan aku terakhir kali berjumpa dengan bintang utara itu. Ah, rasanya sudah lama sekali. Galaksi yang sama tetap tidak memudahkan diriku dan dirinya untuk bersua. Lalu kuberanikan diri untuk menyapanya "Hai bintang utara... Lupakah kau bahwa hari sudah malam. Mana kerlipan senyummu itu? Aku tidak melihatnya sejak senja tadi bergulir.."
Bintang utara itu lalu segera menjawab "Setelah sekian lama kumenunggu wahai senyum rembulan. Akhirnya kau tampakkan indahnya pancaran sinarmu. 'Tuk temani bintangku yang luluh oleh jauhnya biasmu."
Ah bintang utara, seandainya kau tau apa yang sedang terjadi dalam harmoni hidupku. Harmoni yang nada-nadanya sedang berirama pelan, dan sedang kutata kembali agar bisa bermelodi indah. Aku lalu berujar jujur "Duhai bintang, Aku akui aku bersembunyi. Tapi bukan untuk pergi. Aku masih mengintipmu dari jendela langit saat sang surya pergi. Untuk sekedar mengingatkan bahwa kita masih dalam satu bias cahaya yang sama."
"Itulah mengapa bias sinar itu kian pudar... Janganlah kau sembunyikan dirimu wahai bulanku. Terangilah alam bumi ini. Biarkan satu dalam jagat raya yang indah. Tak apalah..."
Aku tersenyum mendengar kata2nya... "Ah bintang, aku malu jika harus menunjukkan senyumku sendirian pada bumi. Tidak lengkap rasanya, karena sering kudapati kau tak ada ditempatmu. Padahal rindu nian aku akan hangatmu."
"Begitupun seisi bumiku, sangat merindukanmu. Untuk temani dalam segala keheninganku. Dapatkah kudapati kembali? Ah tak mungkin rasanya..."
Dadaku bergetar saat saat mendengar kata rindu darinya. Sungguh! Aku senang mendengarnya. Kata itu baru saja terucapkan, ternyata masih bisa kudapati kalau kita sedang bersama berpijak dalam ruang angkasa yang bernama rindu. Tapi mengapa... sayang, ragu, cemas, semua itu melebur ada??
"Tidakkah kau rasakan wahai bintang, Aku masih punya asa, bergejolak melawan dingin dan sepinya malam. Kau tentu tau hanya pemilik alam dan langit yang mampu menghendaki. Aku hanya bisa disini."
"Tidak...! Ia menciptakan kita untuk bersatu, untuk hiasi alam jagad raya ini. Maka hiasilah... Agar menjadikan kita lebih mengabdi padaNya. Aku tak punya kuasa menandingiNya."
Aku sejenak berpikir... memang inginku seperti itu, tapi... leburan rasa itu memang nyata ada. Ah, aku bingung...
"Hmm... Begitukah kodrat bintang dan bulan? Lalu mengapa aku merasa kau jauh, bukankah kita harus bersinar bersama. Kau tidak lupakan, biasku adalah biasmu. Kerlip senyummu adalah nyawaku." kataku lagi.
"Kenapa aku tak sebegitu yakin yah? Akankah kita dapat menghiasi ini semua bersama?? Tanyakan...! Kau hilang..!" jawabmu penuh ragu.
"Aku harus bertanya pada siapa saat ragumu datang?? Hatimu milikmu. Rasamu ya rasamu... Kau ini bintang, tentu kau tau dari arah mana kau bersinar. Utara? Selatan? Atau dari barat hingga timur??"
"Tiada ragu! Pupus sudah! Tiada lagi yang dapat kusinari! Takkan ada arah itu lagi!
"Ah biasku pun tak kau rasa. Jalan untukmu pun tak niat kautapaki. Selamat malam bintang, aku mau bersembunyi lagi. Sungguh saat ini aku tak kuasa lagi berotasi..." ujarku menutup perbincanganku dengannya.
Kau pun membalas, dengan murka kurasa "Bukan itu. Ada satu sinar yang lebih indah.. yang belum pernah kita temukan. Bahkan kau tak sadari jalan yang sedang kutapaki. Apalagi niatku... Sudah kuduga! Selamat malam juga, sampai bersinar lagi..."
+++++
ps : Bintang.. nama yang selalu kusebut saat malam hingga menjelang fajar... percayalah, kini aku baru paham benar niatmu. Hmm, Masih mau 'kan dirimu sekedar berkelip senyum untukku?

posted by .n.a.n.a. @ Friday, July 14, 2006, ,




Bintang itu...


adalah bintangku
bintang yg terlihat sedang meredup
tapi tetap bersinar dalam inderaku
aku ingat,
saat aku menggengamnya senja itu
dia berkata
dirinya adalah sebuah bintang utara
yang katanya hanya bisa dipandang
tak bisa diraih.
yang hanya bisa dirasakan kehangatannya
tapi tak bisa dipeluk.
yang bisa dirasakan kenyamanannya
tapi hanya di hati.
cukup di hati saja, tak bisa lebih.
lalu sebuah melodi hidup menyapa
berganti episode yang lain...
dan saat kau beranjak
aku hanya bisa tersenyum
berharap bisa mengintipmu kembali
hanya saat langit mengerdip
dan saat surya menutup tirai jendelanya
dari jauh
ah bintang...
taukah kau
betapa aku teringat akan hangatnya sebuah sinar ketulusan
kerlipan senyum dan sayang
nyamannya pelukan cahayamu
butir2 canda dan nasihatmu
ah, semakin rindu...


ps : tetaplah menjadi bintang dilangit....


posted by .n.a.n.a. @ Thursday, July 13, 2006, ,




~...12 things i should remember...~

Liburan ke Yogya bikin saya telat ngerjain PR dr si pak dosen Dhani. Tadinya sih saya mo sok2 lupa gak niat buat telat ngumpulin PR nya *lirik2 Dhani* hehehe... tp ya berhubung kmrn cuti, jd cuti juga buat PR nya :P Sebenernya, mnurut saya ini PR terberat krn mesti pake acara ngelamun2 dikit, bengong2 gak jelas, ini smua krn pikiran saya dituntut buat terbang menerawang ke masa lalu...
Pikiran saya pun terbang ke 6 hal terburuk...
  1. Waktu kecelakaan dirumah, kena setrikaan yg baru aja dipake ama tante. Panaaaaasss...:(( uppzz... bo'ong denk saya lupa rasanya. Soalnya kejadiannya pas masih kecil bgt, pas saya masih blajar buat merangkak. Tapi saya yakin rasanya panas bgt klo kna setrikaan yg baru aja dipake (plis deh na, ya iyalah jeng....) udah gt si tante saya telat melakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakan) walhasil, tuh luka terukir jelas di punggung telapak tangan kiri saya sampe saya segede ini. Orang2 klo ngeliat nyangka saya abis ngilangin tatto, tapi gak punya duit. jadi pake setrikaan gituh hehehe. padahal holoh.. ini asli murni bekas setrikaan gak sengaja sodara2!
  2. Pas kelindes becak. Hnngg, Saya ragu sih nulisnya, ini termasuk kategori terburuk ato termemalukan ya?? :P becak gituh... hehehe... coba yg kerenan dikit, keq BMW gituh, ato mercy gituh.. eh jangan dink! klo dilindas mobil keq gt sih yg ada saya udah di alam lain skrg. Jadi ya walo agak malu2in tetep aja Alhamdulillah cuma becak yg nglindes :D tapi klo inget emang rasanya sakit :(( berdarah2 :(( huhuhu.. pokoknya termasuk kenangan terburuklah.
  3. Gak boleh ikutan karate lagi ama nyokap. Alasannya cuma krn pas pulang dr karate, nyokap ngeliat muka saya babak belur biru2. Padahal nih, saya babak belur bukan krn pas latihan karatenya, ato pas ada pertandingan yg akhirnya saya adalah juaranya, bukan.. bukan itu. Tapi karena... Ah, sebenernya lagi2 cerita memalukan. Tapi, okeh.. tetep saya bakal ceritain! Jadi gini, pas lagi lari2 keliling lapangan pas pemanasan, saya terjatuh, lalu temen dibelakang saya mungkin gak ngeliat saya jatuh, dia nabrak saya.. dan jatoh tepat diatas saya yg sedang tengkurep kesakitan, tapi sayangnya bukan dia aja yg ikutan jatuh tapi begitupun dengan orang2 yg ada dibelakang si temen saya itu. Tolong perhatikan ya... kata orang2 itu berarti jumlahnya lebih dari satu. Jadi saya yang (waktu itu) kurus kering lemah tak berdaya ditimpa ama cowok2 berbadan besar diatas lapangan yg bersemen. Kebayang ancurnya 'kan muka dan badan saya waktu ituh?? :( Ya sakit sih... tapi knapa jd gak boleh lagi karate sih mah???
  4. Saat jadi anak bandel, suka gak nurut ama nyokap, terjadi pas nyokap ngerasa saya gagal dlm masa depan krn saya gak berhasil masuk IPA sesuai keinginan dia. Plis deh, jd anak IPS keren jg gt loh... Tapi sayang, waktu itu nyokap gak sependapat, yg ada bentrok molo dirumah :( sorry mom...
  5. Berpisah dgn orang2 tersayang... Hmm, no commentlah! Pastinya sempet bikin saya nangis2... mata bengkak2... rasanya hidup ini sungguh tak adil, dan ingin mati saja..!! (hiperbola sih yg terakhir :P )
  6. Hhng, apaan ya.. i think "it" is da worst memory in my life. Tapi ya cukup saya dan yg diatas lah yg tau... *kedip2*

dan saatnya melayang ke 6 Kenangan Terindah...

  1. Bisa jadi anak yg pinter jaman sekolah dolo ^___^ ya namanya anak sekolahan, dapet ranking itu pasti jadi hal yg terindah dlm hidup. Karena bisa dapet hadiah dr nyokap, bokap, si mbah, si om dan si tante... hehehe :P
  2. Pas dinyatakan lulus dr kuliah.. trus diwisuda deh. Wah seneng bgt rasanya bisa nunjukin ke org tua klo saya berhasil ngerampungin studi. Pah.. Mah.. thx a bunch! Saya mencintai kalian karena Allah SWT *muach*
  3. Bisa cepet dapet kerja, ya walopun melenceng bgt dr apa yg dipelajarin waktu jaman kuliah. Klo kata si bugsy sih saya pembelot sejati (padahal sirik aja tuh dia, krn lahan kerjanya saya yg ambil huehuehue...) *piiss bug!* Tapi ya tetep... syukur Alhamdulillah bisa cepet kerja... bisa ngerasain yg namanya dapet duit sendiri, dari hasil keringet sendiri. (keringetan gt na?? secara di kantor udaranya dari pagi ampe malem keq KUTUB gituh :( huhuhu...)
  4. Bisa jalan2 ke laut, alias pas snorkeling waktu di pulo seribu itu. Subhanalllah.. indah bgt! masih inget deh betapa amazingnya liat isi laut dan segala kekuasaan-Nya. Allah bener2 Maha Kaya.
  5. Bisa punya temen yg banyak... dari temen tk ampe kuliah. Semuanya punya kenangan tersendiri. Ya walopun pasti pernah ada sleq2 dikit, tapi tetep ajah, kenangan bersama temen2 itu selalu indah ^__^ Ah jd pengen nyanyi "...for good times, and bad times. I'll be on your side forever more... That's what friends are for..." (jgn dibayangin keq gimana suaranya, tau kan suara saya sedatar apah?? ;) hehehe...
  6. The last, my sweetest memory is... Bisa kenal kamu... ya kamu! Kamu yg udah bikin hari2 saya indah. Pernah indah... atau akan indah nantinya.. Wallahu alam... Tapi ya itu kamu, sahabat dan sayangku! :)

Hmm, 6 + 6 = 12 kan?
Udah ah itu ajah... berat juga ngerjainnya hhhff... capek terbang melayang terus pikirannya. Mendarat sek yo...
Lapor pak dosen Dhani, PRnya udah saya selesaikan dengan sangat berat baik :P
well, nih prnya bakal saya lempar lagi ke jeng Eva
met ngerjain ya jeng... ^^
ps : buruk atau indah kenangan dalam hidup qta tergantung bagaimana qta menyikapinya bukan? *sok bijak* yang pasti, jadikan hal tersebut cambuk agar qta semangat menjalani hari2 esok qta menjadi lebih baik dr kemarin.
karena... "sesungguhnya Allah tidak melihat kepada sosokmu & hartamu, tetapi Dia akan melihat kepada hatimu dan amalanmu" (H.R. Muslim)

posted by .n.a.n.a. @ Tuesday, July 11, 2006, ,




Cerita dari Sebuah Perjalanan


Saya udah pulang nih... dari hari kamis kemaren sih, cuma baru sempet update skrg. Wah.. kangen juga ama blog ^__^
Perjalanan kemaren udah bikin saya seger lagi sekarang. Refreshingnya berhasil. Menyegarkan jiwa dan pikiran pokoknya (apa coba??) Buktinya nih skrg sabtu2 gini saya kerja lagi, pdhl lagi ada jadwal bowlingnya blogfam siang ini. Tapi saya tetep niat ke kantor... Huehuehue.. bo'ong dink, bukan jadi rajin tapi emang udah kewajiban :( huhuhu... dan jadinya, hiqs hiqs.. gak bisa ikutan bowling deh sabtu ini :( Next month deh Insya Allah...
Menulis cerita ttg Yogya kemaren bikin saya teringat kegembiraan 4 Juli yg lalu saat saya ketemuan dgn blogger Yogya. Ya selain saya ketemu sama si mbah2 saya disana, ama pakde dan bude, ama paklek dan bulek, ama keponakan2 yg lucu2... saya juga berhasil ketemu blogger Yogya ^___^ ini dia sih yg sebenernya bikin saya seneng waktu di Yogya. Seru be'eng soalnya... hehehe...
Kemarin ituh saya ketemuan mbak Unai, Yutie, Satria,mas Bodi dan Adi. Di benteng Vedenberg jam 2-an (bener gak nih nulisnya?) janjiannya. Waktu saya di sms sama si Satria mlm sebelumnya, saya udah senyum2 aja sebab katanya saya bakal diajak ama mbak Unai ke pantai. Wahhh.. saya suka bgt pantai, ada mercusuarnya lagi... Ketemuan kali ini berbeda buat saya, soalnya kan klo ketemuan ama blogger Jakarta pasti biasanya di mall. Dan kmrn itu mo diajak ke pantai.. kebayang kan serunya... :D setelah ketemuan di benteng, perkenalan 1 per 1 (kan qta baru ketemu pertama kali *kedip2* ) lalu qta sama2 naek motor kearah Pantai Pandansari, Bantul.
Walo sempet ampir nyasar... (catet, ampir loh.. soalnya kan kebukti nyampe) dan hmm.. walo terpaksa harus nanya orang ampe 3 kali ama orang biar gak terlalu nyasar (cuma 3 org kan ya mbak Unai?? ;P ) akhirnya ketemu juga tuh pantai. Kyaaaa... senangnya bisa nyium bau laut itu lagi... kehempas angin laut lagi... (bo'ong dink, secara saya bertubuh besar gitu... :P ) puas bener pokoknya deh sore itu qta maen2 di pantai. Tapi sayang, gak bisa naek ke mercusuar soalnya lagi direnovasi gt. Selesai setelah 3 hari katanya, yah saya sih udah pulang ke rumah lagi ituh. Acara ketemuan qta hari itu berakhir di ayam bakar raspati. Thx ya mbak unai dah ditraktir ^___^ hehehe...
Seperti biasa, kalo ketemu blogger itu udah seperti ketemu sodara sendiri, jd langsung akrab. Gimana gak, mereka itu asik2... seru2... dan yg pasti gila gila.... wakakakakaka... maaf ya temen2ku sayang, abisan kalian ituh lucu2 semua, bener2 bisa mengisi senyum dan tawa saya kemarin waktu di Yogya. Huhuhuhu miss u all... *muach*
Mau liat foto2 yg kemarin ituh gak?? kamu2 bisa liat disini
maaf ya kalo banyak foto2 yg menujukkan pose kebodohan kami semua sore itu. Gak sengaja awalnya, tapi kami ikhlas koq melakukannya... :P
hehehe...
Yuk ah... saya mo pulang dolo... Cyaaa...


ps : thx buat smua blogger Yogya yg udah capek2 sore itu. Ah, kangen saya... ^___^ trus buat temen2 yg udah maen2 ksini slama saya cuti, thx ya... Sorry, blom sempet blogwalking :D



posted by .n.a.n.a. @ Saturday, July 08, 2006, ,




pesen buat kamuh...

posted by .n.a.n.a. @ Saturday, July 01, 2006, ,